Optimalisasi Proyek Infrastruktur Nasional dan Peran Jasa Konsultansi Konstruksi Menuju Indonesia Emas 2045

Asosiasi Konsultan Indonesia (INKINDO) merayakan hari jadinya yang ke-46. Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun INKINDO ke-46, diselenggarakan kegiatan talkshow dengan tema yang berfokus pada “Kesiapan PU dalam Melaksanakan Proyek PSN dan Infrastruktur”. Narasumber dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yakni Direktur Jenderal Bina Konstruksi memaparkan bagaimana pembangunan infrastruktur menjadi krusial dalam mendukung visi besar Indonesia, yaitu Asta Cita, serta visi “Indonesia Emas 2045”.

Visi Misi pada Asta Cita diterjemahkan ke dalam aksi nyata melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, untuk mendukung Indonesia Emas 2045 melalui serangkaian agenda transformasi yang berpihak pada keberlanjutan, inklusivitas, dan daya saing global, melalui lima fokus utama, yaitu:

  1. Mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan, terutama penguatan ekonomi hijau dan ekonomi biru.
  2. Berkomitmen mencapai emisi nol bersih (net zero emission) pada 2060.
  3. Memperkuat kerja sama internasional melalui proyek kolaboratif.
  4. Meningkatkan infrastruktur yang adil, berkelanjutan, memperbaiki konektivitas, dan memperkuat infrastruktur dasar.
  5. Mendorong transformasi digital dan pengembangan SDM, termasuk pengembangan smart citydan pemanfaatan teknologi digital secara efektif

Sejalan dengan visi nasional, Kementerian PU menetapkan visinya untuk tahun 2029 yakni “Terwujudnya Indonesia Maju dalam Mendukung Fondasi Indonesia Emas 2045 melalui Penyelenggaraan Infrastruktur Pekerjaan Umum yang Handal dan Berkelanjutan”. Visi ini ditargetkan dapat tercapai melalui sasaran utama yang dikenal sebagai “PU 608”, yakni ICOR dibawah 6% yang artinya investasi telah dilakukan secara efisien, pengentasan kemiskinan menuju 0% tingkat kemiskinan, dan peran infrastruktur sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi 8% di 2029.

Guna mencapai sasaran tersebut, Kementerian PU telah merencanakan target pembangunan infrastruktur. Sebagai Gambaran, pada tahun 2025 dan 2026 fokus target Pembangunan infrastruktur oleh Kementerian PU, adalah sebagai berikut:

  • Bidang Sumber Daya Air, fokus pada pembangunan bendungan, pengendalian banjir, serta rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi untuk mendukung ketahanan air dan pangan.
  • Bidang Bina Marga, fokus pada pembangunan jalan baru, jembatan, serta pemeliharaan jalan dan jembatan tetap menjadi prioritas guna menjaga konektivitas dan kelancaran logistik nasional.
  • Bidang Cipta Karya, fokus pada peningkatan akses layanan dasar, seperti air minum, sanitasi, dan pengelolaan sampah, serta pengembangan kawasan permukiman berbasis masyarakat.
  • Bidang Prasarana Strategis, fokus pada infrastruktur pendidikan, keagamaan, pasar rakyat, dan sarana olahraga, dengan sasaran peningkatan kualitas layanan publik di berbagai wilayah

Untuk selanjutnya, Kementerian PU juga tetap akan melakukan upaya Pembangunan infrastruktur yang selaras dengan program prioritas yang ditetapkan Pemerintah.

Dalam menghadapi tantangan pembangunan di masa depan, terutama dalam mencapai Indonesia Emas 2045, penguatan infrastruktur dasar juga menjadi sangat penting. Untuk itu, Kementerian PU mengusung empat strategi kunci yakni Smart Infrastructure yang mengintegrasikan AI dan IoT, Smart Urban Planning dengan fokus pada ruang terbuka hijau dan transportasi publik, Konstruksi Tangguh Bencana yang mengutamakan material dan desain tahan bencana, serta Community Engagement untuk memastikan partisipasi masyarakat lokal dalam penyelenggaraan Pembangunan infrastruktur.

Peran jasa konsultansi konstruksi tentunya menjadi sangat vital dalam keberhasilan Pembangunan infratruktur. Regulasi terkait Jasa Konstruksi serta Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) Pemerintah menjadi kerangka kerja yang harus dipatuhi, seperti UU No. 2/2017 tentang Jasa Konstruksi, Perpres No. 16/2018 jo. Perpres No. 46/2025 tentang PBJ Pemerintah beserta Peraturan LKPP yang menjadi turunannya. Berdasarkan data yang ada, Kementerian PU mengelola ribuan paket jasa konsultansi konstruksi setiap tahunnya, baik untuk konsultan kualifikasi kecil, menengah, maupun besar, dengan total pagu mencapai triliunan Rupiah.

Meskipun peluangnya besar, jasa konsultansi konstruksi juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. Kebutuhan akan inovasi dan efisiensi mendorong tenaga ahli untuk mencari cara-cara baru dalam menyelesaikan proyek, termasuk pemanfaatan teknologi dan metode konstruksi hemat biaya. Selain itu, peningkatan kapasitas dan daya saing melalui pelatihan dan sertifikasi tenaga ahli menjadi krusial di pasar global. Peluang bagi tenaga ahli untuk mengakses pasar jasa konstruksi di sektor swasta dan proyek internasional sangat terbuka lebar. Untuk itu, Kementerian PU mendorong agar Tenaga Ahli nasional memanfaatkan Mutual Recognition Agreement (MRA) antara Indonesia negara-negara ASEAN dan Australia.  Dengan demikian, tenaga ahli Indonesia dapat mengakses proyek-proyek di tingkat internasional dan dapat bersaing di tingkat global.

Sebagai mitra strategis pemerintah, INKINDO memiliki peran penting dalam mengatasi tantangan ini. INKINDO diharapkan dapat memperkuat kompetensi teknis dan manajerial tenaga ahli melalui pelatihan dan sertifikasi yang relevan dengan perkembangan teknologi. Selain itu, INKINDO juga perlu meningkatkan kolaborasi dan sinergi dengan investor dan jasa konsultansi internasional, serta memperdalam pemahaman tentang regulasi dan kebijakan MRA agar tenaga ahli Indonesia semakin kompetitif di kancah global. Dengan demikian, kontribusi jasa konsultansi konstruksi akan semakin optimal dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur yang handal dan berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045. (Tim HPJI)

';