Berbagi Pengetahuan untuk Lembaga Keuangan, Investasi, dan Sektor Pendukung Pembangunan Jalan dan Jembatan di Indonesia
Pembangunan jalan dan jembatan di Indonesia bukan hanya soal perencanaan teknis dan konstruksi fisik. Ia adalah proses lintas sektor yang membutuhkan keterlibatan aktif dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk mereka yang berada di luar ranah teknis, seperti lembaga keuangan, perbankan, perusahaan pembiayaan, jasa investasi, lembaga perpajakan, dan entitas finansial lainnya.
Menyadari pentingnya peran lintas sektor tersebut, Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) melalui program HPJI Sharing Knowledge, memperluas ruang dialog dan kolaborasi dengan aktor-aktor strategis di bidang keuangan dan investasi, agar pembangunan jalan dan jembatan dapat berjalan secara berkelanjutan, efisien, dan berdampak maksimal terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
1. Mengapa Menyasar Sektor Keuangan dan Investasi?
Dalam era pembangunan infrastruktur yang semakin kompleks, pendanaan dan skema pembiayaan menjadi kunci keberhasilan proyek. Perbankan, lembaga pembiayaan, perusahaan asuransi, hingga institusi perpajakan memegang peran penting sebagai:
- Penyedia modal, jaminan, dan instrumen keuangan bagi pelaku proyek.
- Fasilitator skema investasi seperti Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
- Pendukung stabilitas fiskal dan kelayakan proyek dalam jangka panjang.
- Melalui HPJI Sharing Knowledge, HPJI mendorong sektor finansial untuk:
- Memahami ekosistem teknis dan tantangan proyek jalan dan jembatan.
- Menemukan peluang investasi jangka panjang dengan profil risiko yang terkendali.
- Berperan aktif dalam pembangunan nasional yang berdampak langsung terhadap konektivitas dan pertumbuhan ekonomi.
2. Apa yang Dibagikan untuk Sektor Non-Konstruksi Pendukung?
Materi yang dikemas HPJI tidak bersifat teknis semata, namun juga menghubungkan aspek ekonomi, kebijakan fiskal, dan strategi pembiayaan, antara lain:
- Peta proyek strategis nasional dan daerah di sektor jalan dan jembatan, serta potensi skema pendanaannya.
- Pengenalan pola KPBU, obligasi proyek, dan peluang green finance untuk pembangunan berkelanjutan.
- Diskusi interaktif tentang return on investment (ROI) sektor infrastruktur.
- Wawasan regulasi perpajakan dan insentif fiskal untuk pelaku konstruksi dan investor.
- Model kolaborasi antara bank, investor, dan pelaku teknis untuk efisiensi pembiayaan.
3. Format dan Pelaksanaan Kegiatan
Program Sharing Knowledge untuk sektor non-konstruksi dilaksanakan dalam berbagai platform kolaboratif, seperti:
- Forum diskusi investasi infrastruktur berbasis proyek jalan dan jembatan.
- Seminar bersama lembaga keuangan dan penyusun kebijakan fiskal.
- Webinar lintas sektor antara HPJI, perbankan, dan mitra keuangan strategis.
- Publikasi insight sektor infrastruktur dan finansial melalui hpji.id.
- Kemitraan dengan OJK, Kementerian Keuangan, DJP, LPS, dan pelaku pasar modal.
4. Manfaat Langsung bagi Lembaga Keuangan dan Investor
Melalui keterlibatan aktif dalam program ini, para pelaku keuangan akan:
- Mengakses informasi proyek-proyek prioritas dan jangka panjang.
- Memperoleh pemahaman atas karakteristik teknis dan risiko proyek konstruksi.
- Menemukan skema investasi kolaboratif yang aman dan prospektif.
- Menjadi mitra strategis dalam pembangunan infrastruktur yang produktif dan berkelanjutan.
5. Penutup: Konektivitas Bukan Hanya Soal Jalan, Tapi Juga Sinergi Lintas Sektor
HPJI Sharing Knowledge untuk sektor keuangan dan pendukung non-teknis adalah bentuk pengakuan bahwa pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan adalah urusan bersama. HPJI membuka ruang kolaborasi bukan hanya dengan engineer dan kontraktor, tetapi juga dengan para pemikir fiskal, investor, dan manajer risiko—mereka yang turut menentukan arah dan keberlanjutan proyek infrastruktur Indonesia.
Karena jalan yang kokoh tidak hanya dibangun dengan beton dan baja, tetapi juga dengan strategi keuangan yang cerdas, tata kelola yang transparan, dan kepercayaan dari para mitra strategis.
Membangun jalan berarti menggerakkan ekonomi. Dan ekonomi yang bergerak butuh dukungan dari para pengelola keuangan bangsa.