Menjawab Tantangan, Meraih Kesempatan: Peran HPJI dalam Peningkatan SDM Infrastruktur Indonesia

Dalam satu dekade terakhir, pembangunan infrastruktur menjadi salah satu tulang punggung kemajuan Indonesia. Jalan, jembatan, bendungan, dan infrastruktur konektivitas lainnya bukan hanya menjadi simbol kemajuan fisik, tapi juga penentu daya saing ekonomi, konektivitas wilayah, dan kesejahteraan masyarakat.

Namun di balik kemajuan tersebut, terdapat tantangan mendasar yang tidak bisa diabaikan: kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, merata, dan bersertifikasi.

Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI), sebagai organisasi profesi yang menaungi para ahli jalan dan jembatan, menanggapi tantangan ini dengan paradigma baru: bahwa pembangunan fisik tidak akan pernah optimal tanpa penguatan pembangunan manusianya.

——————————

  • Tantangan Pembangunan SDM di Sektor Infrastruktur

1. Kesenjangan Kualitas dan Persebaran SDM

Pemerintah telah menargetkan pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok, termasuk wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Namun, persebaran tenaga profesional yang berkualitas masih sangat timpang. Banyak daerah yang belum memiliki tenaga teknis bersertifikat di bidang jalan dan jembatan, sehingga mutu pekerjaan sering kali tidak optimal.

2. Kurangnya Sertifikasi dan Pengakuan Kompetensi

Hingga kini, banyak praktisi lapangan dan teknisi berpengalaman belum memiliki sertifikasi formal. Hal ini menjadi kendala dalam memenuhi standar nasional dan internasional pada proyek-proyek konstruksi, khususnya yang menggunakan skema KPBU, BUMN, atau lembaga donor luar negeri yang mensyaratkan standar kompetensi tertentu.

3. Minimnya Akses Pelatihan dan Peluang Peningkatan Kapasitas

Akses terhadap pelatihan dan uji kompetensi masih terkonsentrasi di kota besar. Sementara para pekerja lapangan di daerah belum tersentuh program pembinaan yang berkelanjutan. Padahal, transformasi digital dan tuntutan teknologi baru menuntut adanya pembaruan ilmu secara terus-menerus.

——————————

  • Peluang dan Kesempatan: Peran Strategis HPJI

HPJI menyadari bahwa tantangan tersebut justru membuka kesempatan emas untuk tampil sebagai fasilitator, penggerak, sekaligus mitra pemerintah dan dunia usaha dalam menyiapkan SDM unggul di bidang jalan dan jembatan.

Berikut ini sejumlah inisiatif dan peluang yang digarap HPJI dalam periode 2024–2029:

1. Pembangunan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang Terintegrasi

HPJI terus memperkuat LSP HPJI yang berlisensi resmi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Melalui LSP ini, HPJI menyusun skema-skema sertifikasi berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang jalan dan jembatan.

Peningkatan jumlah asesor, perluasan TUK (Tempat Uji Kompetensi), serta digitalisasi proses asesmen menjadi fokus ke depan agar sertifikasi dapat menjangkau seluruh provinsi.

2. Pelatihan dan Uji Kompetensi Massal di Daerah

HPJI mengembangkan skema pelatihan kolaboratif antara DPP, DPD, perguruan tinggi, dan instansi teknis daerah. Tujuannya: memberikan akses pelatihan teknis yang murah dan praktis bagi teknisi, pelaksana, dan pengawas jalan di daerah.

Melalui program ini, HPJI berharap lahir tenaga bersertifikat di seluruh pelosok yang dapat mendukung proyek-proyek pemerintah daerah maupun pusat.

3. Program Digitalisasi dan E-Learning

Transformasi digital menjadi kunci percepatan pemerataan kapasitas SDM. HPJI tengah membangun platform pelatihan dan pembelajaran daring untuk seluruh anggota. Materi-materi teknis, modul kompetensi, hingga video tutorial akan tersedia dalam satu ekosistem digital yang mudah diakses.

E-learning ini memungkinkan teknisi di pelosok Papua hingga Sumatera Barat mendapatkan materi dan pelatihan yang sama berkualitasnya dengan yang tersedia di Jakarta.

4. Program Kemitraan Strategis dan Magang

HPJI juga membuka ruang kemitraan dengan kontraktor besar, BUMN konstruksi, dan institusi akademik untuk membuka program magang bersertifikasi bagi lulusan teknik. Dengan pelibatan industri langsung, generasi muda akan mendapat pengalaman lapangan yang selaras dengan kebutuhan pasar kerja.

——————————

  • HPJI dalam Konteks Pembangunan Nasional

Pemerintah Indonesia terus memperkuat investasi di sektor infrastruktur sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan integrasi wilayah. Namun, laporan dari Bappenas dan Bank Dunia menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja konstruksi di Indonesia masih di bawah rata-rata negara tetangga. Penyebab utamanya adalah rendahnya kualitas pendidikan vokasi, keterbatasan pelatihan teknis, dan belum masifnya program sertifikasi.

Dengan posisi HPJI sebagai organisasi profesi terbesar di bidang jalan dan jembatan, kehadiran HPJI menjadi strategis dalam menjembatani dunia kerja dan dunia pelatihan. HPJI berpeluang menjadi “gatekeeper” mutu dan kompetensi SDM yang mendukung RPJMN, Proyek Strategis Nasional (PSN), dan program padat karya infrastruktur.

——————————

  • Sinergi Menuju Masa Depan: Jalan untuk Semua, SDM untuk Semua

HPJI menyadari bahwa pembangunan infrastruktur bukan hanya soal membangun jalan yang kokoh, tapi juga soal membangun manusia yang tangguh. Dengan paradigma inklusif, HPJI akan mengembangkan skema khusus untuk:

  • Perempuan di bidang teknik, agar lebih banyak perempuan terlibat dalam sektor infrastruktur.
  • Tenaga kerja difabel, yang tetap dapat berkontribusi dalam bidang pengukuran, dokumentasi, dan pemantauan.
  • Penguatan kompetensi lokal, agar proyek tidak selalu bergantung pada konsultan dari kota besar.

——————————

Penutup

Tantangan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di bidang jalan dan jembatan memang tidak ringan. Namun di balik tantangan itu, tersimpan peluang besar untuk membentuk ekosistem profesional yang inklusif, adaptif, dan berdaya saing tinggi.

HPJI, dengan mandat profesionalnya, akan terus berkontribusi memperkuat fondasi pembangunan manusia dalam sektor infrastruktur. Karena sejatinya, jalan yang kokoh hanya bisa dibangun oleh manusia yang tangguh dan berkualitas.

';