Dalam menyongsong lima tahun ke depan, Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) menempatkan diri sebagai mitra strategis pemerintah dan pelaku pembangunan nasional di bidang jalan dan jembatan. Periode 2024–2029 menjadi fase krusial bagi HPJI untuk membangun paradigma baru yang tidak hanya menyesuaikan dengan dinamika global, tetapi juga merespons kebutuhan spesifik pembangunan Indonesia yang semakin kompleks dan terintegrasi.
- Latar Belakang: Arah Pembangunan Nasional dan Peran Infrastruktur
Pemerintah Indonesia, melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, menempatkan infrastruktur sebagai pilar utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, konektivitas antardaerah, transformasi digital, serta penguatan daya saing nasional. Fokus pembangunan bukan hanya pada kuantitas, tetapi juga kualitas dan keberlanjutan infrastruktur.
Sektor jalan dan jembatan tetap menjadi tulang punggung utama logistik nasional. Jalan nasional, jalan tol, dan konektivitas daerah perbatasan, pedesaan, serta kawasan industri menjadi prioritas investasi. Di sisi lain, pemerintah juga menghadapi tantangan berat berupa keterbatasan anggaran, perubahan iklim, teknologi yang berkembang cepat, serta kebutuhan integrasi lintas sektor dan lintas wilayah.
Dalam konteks tersebut, HPJI sebagai himpunan profesional dan praktisi di bidang jalan dan jembatan harus mengambil peran lebih besar dalam mendukung agenda pembangunan nasional dengan paradigma yang lebih adaptif, strategis, dan kolaboratif.
——————————
- Paradigma Baru HPJI 2024–2029: Pilar Utama
1. Profesionalisme Berbasis Kompetensi
Paradigma HPJI ke depan menekankan pentingnya peningkatan kompetensi anggota secara berkelanjutan. Sertifikasi, pelatihan teknis, workshop tematik, dan penguatan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) menjadi instrumen utama. Dalam era yang menuntut standar internasional, setiap anggota HPJI dituntut mampu menavigasi regulasi global, teknologi konstruksi mutakhir, hingga prinsip-prinsip keberlanjutan dan ketahanan infrastruktur (resilient infrastructure).
2. Kolaborasi Multisektor dan Multipihak
HPJI ke depan tidak cukup hanya menjadi wadah profesional internal. Paradigma kolaborasi menjadi keniscayaan, baik dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, sektor swasta, BUMN konstruksi, dunia akademik, maupun masyarakat. Forum teknis, kajian kebijakan publik, dan kontribusi terhadap perumusan NSPK (norma, standar, prosedur, dan kriteria) menjadi ranah penguatan.
3. Inovasi Teknologi dan Digitalisasi
Perubahan teknologi konstruksi, BIM (Building Information Modeling), penggunaan sensor untuk monitoring jembatan, serta manajemen aset jalan secara digital menuntut HPJI untuk menjadi fasilitator literasi digital bagi anggotanya. Inovasi material, rekayasa lalu lintas, hingga AI untuk prediksi pemeliharaan jalan akan menjadi bagian dari keilmuan yang perlu disebarluaskan secara sistematis.
4. Ketahanan dan Keberlanjutan Infrastruktur
HPJI akan mendorong paradigma pembangunan infrastruktur berketahanan terhadap bencana, perubahan iklim, dan dinamika demografi. Pendekatan green infrastructure, circular economy dalam konstruksi jalan, dan inklusivitas (akses untuk semua kalangan) akan menjadi kerangka berpikir baru dalam desain dan perencanaan proyek.
5. Penguatan Institusi dan Jejaring Organisasi
DPP dan DPD HPJI di seluruh Indonesia akan diarahkan untuk menjadi motor lokal pembangunan infrastruktur yang profesional. Penataan kelembagaan, basis data keanggotaan yang terintegrasi, serta jejaring internasional (REAAA, IRF) akan terus ditingkatkan. HPJI juga akan mengembangkan media publikasi, majalah ilmiah, dan forum riset untuk memperkuat posisi keilmuan dan advokasi kebijakan.
- Tantangan dan Strategi HPJI 2024–2029
1. Tantangan Kelembagaan dan Pembiayaan Infrastruktur
Dalam situasi fiskal yang semakin ketat, pembiayaan proyek jalan dan jembatan akan bergeser ke skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), blended finance, dan swasta murni. HPJI harus mampu menyediakan profesional yang paham aspek teknis sekaligus ekonomi proyek, termasuk manajemen risiko dan keberlanjutan proyek.
2. Adaptasi terhadap Perubahan Iklim dan Lingkungan
Perubahan iklim mendorong revisi dalam desain jalan dan jembatan. HPJI perlu memperkuat kapasitas anggotanya dalam memahami hidrologi baru, perencanaan drainase yang adaptif, serta mitigasi risiko banjir dan longsor. Pemanfaatan material ramah lingkungan, efisiensi energi, dan pengurangan emisi juga menjadi isu penting.
3. Ketimpangan Konektivitas Wilayah
Wilayah timur Indonesia, kawasan 3T (tertinggal, terdepan, terluar), serta daerah pasca-bencana memerlukan sentuhan pembangunan infrastruktur jalan yang efisien dan berkelanjutan. HPJI akan mendorong peran anggotanya dalam misi sosial pembangunan dengan pendekatan berbasis kearifan lokal dan pemberdayaan tenaga lokal.
4. Regenerasi dan Kaderisasi Profesional
Rata-rata anggota HPJI berada di rentang usia produktif atas. Tantangan regenerasi dan penyegaran organisasi harus dijawab dengan keterlibatan lebih besar dari generasi muda teknik sipil dan keinsinyuran. Program pemagangan, digital mentorship, hingga pelibatan mahasiswa teknik dalam proyek-proyek komunitas akan dikuatkan.
——————————
- HPJI sebagai Pilar Keilmuan, Praktik, dan Advokasi
Sebagai organisasi profesi yang telah berdiri sejak 1975, HPJI tidak hanya berperan sebagai wadah berhimpun, melainkan sebagai knowledge institution yang mampu menjembatani antara teori dan praktik, serta menjadi suara profesional dalam perumusan kebijakan publik.
HPJI akan lebih aktif dalam:
- Memberikan rekomendasi teknis terhadap proyek-proyek strategis nasional.
- Menyusun pedoman teknis, standar mutu, dan metodologi terbaru.
- Menjadi mitra akademisi dan universitas dalam riset jalan dan jembatan.
- Menyelenggarakan forum ilmiah dan publikasi internasional untuk mengangkat karya anak bangsa.
——————————
Penutup
Lima tahun ke depan merupakan masa yang menentukan bagi HPJI dalam memperluas kiprah dan pengaruhnya. Dengan paradigma baru berbasis profesionalisme, kolaborasi, dan inovasi, HPJI siap menjawab tantangan zaman, mendukung agenda pembangunan nasional, dan mengantarkan Indonesia menuju infrastruktur yang unggul, tangguh, dan berkelanjutan.
HPJI bukan hanya tentang jalan dan jembatan—tetapi tentang menghubungkan ilmu, nilai, dan masa depan bangsa.