Mengapa Kita Perlu Berpindah ke Preventive Maintenance?
Ketika kita berbicara tentang jalan rusak, umumnya kita langsung berpikir: “Kapan diperbaiki?” Tapi pertanyaan yang lebih penting sebenarnya adalah: “Kenapa bisa sampai rusak dulu?”
Itulah yang menjadi dasar dari pendekatan preventive maintenance, yaitu melakukan pemeliharaan sebelum kerusakan berat terjadi. Pendekatan ini sangat lazim di negara-negara maju, salah satunya diadopsi oleh AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials) dalam sistem manajemen jalan mereka.
Apa Itu Preventive Maintenance?
Preventive maintenance (pemeliharaan preventif) adalah serangkaian tindakan teknis untuk menjaga jalan tetap dalam kondisi baik, bukan memperbaiki jalan yang sudah rusak berat. Misalnya, sealant retakan kecil, overlay tipis, atau perawatan drainase.
Banyak studi menunjukkan, merawat jalan sebelum rusak parah bisa menghemat biaya hingga 4–5 kali lipat dibandingkan rehabilitasi total.
Bagaimana di Indonesia?
Di Indonesia, istilah preservasi jalan dalam regulasi Bina Marga umumnya merujuk pada gabungan pemeliharaan rutin, berkala, hingga rehabilitasi ringan. Meski secara administratif sudah sistematis, pendekatannya cenderung masih reaktif: tindakan dilakukan setelah kerusakan terjadi.
Padahal, dengan pendekatan berbasis siklus umur jalan seperti di AASHTO, kita bisa:
– Menjaga jalan tetap nyaman dan aman lebih lama
– Mengurangi kerusakan ekstrem yang mahal ditangani
– Memperbaiki akuntabilitas penganggaran publik
Apa yang Harus Dilakukan?
Untuk mengadopsi pendekatan preventif, langkah-langkah berikut bisa dimulai:
- Bangun kesadaran teknis di kalangan Dinas PU, Balai, dan pelaksana lapangan
- Perkuat sistem data: IRMS dan SMD harus dimanfaatkan untuk analisis siklus hidup
- Lakukan pilot project: pilih satu ruas untuk uji coba perawatan berbasis kondisi
- Libatkan komunitas profesi: seperti HPJI, dalam edukasi dan advokasi teknis
- Dorong kebijakan nasional jangka menengah: untuk roadmap preservasi preventif
Penutup
“Menjaga lebih murah daripada memperbaiki. Jalan yang dirawat dengan baik tidak hanya lebih tahan lama, tetapi juga lebih aman dan nyaman.”
Kalau kita serius menjaga aset jalan, sudah waktunya kita ubah cara pandang. Bukan menunggu rusak baru diperbaiki, tapi menjaga agar tidak rusak sama sekali. Inilah wajah baru manajemen jalan masa depan: berbasis data, perencanaan jangka panjang, dan pemeliharaan preventif.
Penulis: Tranggono (anggota HPJI)
Untuk mengetahui berita lainnya Baca di: https://hpji.id/teknologi-jalan